Syaikhina KH. Ahmad Zaki Mubarok

 

  • BIOGRAFI

Gus Zaki sapaan akrab Beliau dilingkungan Pondok Pesantren, beliau lahir di kediaman kakeknya H. Moehdir, pada hari Senin Wage tanggal 1 Oktober 1979 M / Dzulqo’dah 1399 H. Beliau berasal dari Sendang Senori Tuban. Lahir dari pasangan H. Muhammad Solahudin bin Abdul Fatah Nawawi dan Hj. Aniroh binti H. Moehdir bin KH. Abdus Sakur.

  • PENDIDIKAN

Pendidikan dasarnya di tempuh di desa setempat dan lulus pada tahun 1991 M. Setelah itu, beliau meneruskan pendidikan diujung Selatan Kabupaten Tuban tepatnya di Pesantren ‘Al-Balagh’ Bangilan dibawah asuhan K.H. Misbah bin Zainul Musthofa selama 3 Tahun. Di sana beliau mengaji kitab Tafsir Al Jalalain, mulai mengenal ilmu alat yaitu Nahwu Shorof, Pegon, I’rob Jawa, I’rob Arab serta menghafal Nadhom Alfiyah Ibnu Malik. Dalam proses Tarbiyah KH. Misbah terkenal dengan kekerasanya. Salah satunya ialah saat mengaji beliau selalu membawa Rotan dan Tongkat Sapu, kalau disuruh saja dipukul apalagi salah.

Pada tahun 1992 beliau pindah ke Sarang tepatnya di Al Anwar dalam asuhan KH. Maimoen Zubair melanjutkan lagi belajarnya di MGS (Madrasah Al-Ghazaliyah Asy-Syafi’iyyah ) Karangmangu Sarang Rembang Jawa Tengah. Bersamaan dengan itu, beliau juga nyantri di Pondok Pesantren ‘Al-Anwar’ hingga lulus pada tahun 1998 M.

Pada tahun 1998 di bulan Mei terdapat informasi beasiswa ke Suriah atas nama Al-Anwar yang di tanda tangani KH. Maimoen Zubair. Sebelum melanjutkan Beasiswa ke Suriah, Beliau melakukan Daurah 3 Bulan. Pada Tahun yang sama Indonesia mengalami peristiwa besar tepatnya setelah turunya Soeharto dari kursi kepresidenan dan di gantikan oleh B.J. Habibie, Indonesia mengalami krisis Moneter, dengan melonjaknya nilai tukar antara Dolar dengan Rupiah.

Akhirnya pada tanggal 3 Mei 1999, ada Informasi Beasiswa ke Suriah atas nama Al Anwar yang di tanda tangani langsung oleh K.H. Maimoen Zubair. kesempatan kepada Gus Zaki dan 3 temanya untuk berangkat ke Damaskus, Suriah. Pada tahun tersebut beliau mendaftarkan diri di kuliah Dakwah Al-Islamiyah Mujamak Abu Nur al Islami 2 di bawah bimbingan mufti suriah Syekh Ahmad Kuftaro. Di sana beliau memilih jurusan bahasa Arab dan studi Islam pada program sarjana (S1-nya)

Beliau meneruskan jenjang pendidikannya ke luar negeri tanpa mempelajari bahasa inggris, hanya berbekal apa yang diajarkan saat di MGS. Beliau belajar ke luar negeri menggunakan beasiswa walaupun begitu aturan yang diberikan tetap ketat. Nilai beasiswa harus 80 dan tiketnya kurang lebih 750 dolar, luar negeri itu ketat tidak seperti apa yang dipikirkan. Dalam satu kamar beliau terdapat orang Lebanon, Albania, Pantai Gading, Camdekur, Afrika, & Çiberia dan 8 negara lain. Adapun watak watak Negara yang beliau pelajari dari teman-temannya sendiri yakni orang Asia bersifat pemalu, orang Rusia bersifat pemaaf, keras, dan namanya selalu berakhiran “Duf/Basyari”, orang Afrika bersifat percaya diri.

Dalam perjuangan menuntut Ilmu kadang tak sesuai dengan harapan. Selain itu, sudah jadi tabi’atnya manusia hati selalu berubah-ubah keinginan, pernah suatu ketika terbesit dalam hati, “Dulu beliau sempat ada pikiran ingin kembali, jauh-jauh kesini aturannya super ketat, shalat subuh, ngaji qur’an, sarapan, belajar, Hari Rabu ada Tazkiyah dari Syekh Rajab Dib, sholat dhuhur, makan roti, istirahat, dan Kuliah(sore)”.

Ada suatu saat ketika Beliau pernah kiriman Sambal Terasi, beliau malah di bilangi (Makanan yang berbau Katak oleh teman temannya). Sedangkan orang rusia kalau kiriman itu roti dan lemak. Adapula orang Asia kalo nge-teh itu pakai teh tawar lalu gulanya di kemoh(gula-gulanya kotak). Tak lepas dari itu, orang sana itu banyak bingungnya kalau lihat orang Indonesia misalnya “pisang goreng”, buah kok digoreng ?. Ada sedikit curhatan beliau ketika kuliah “Penjelasan dosen itu kadang pakai Bahasa ‘amiyah, tuntutannya juga banyak. Saya juga pernah mengeluh dengan tuntutan itu, yang ada malah ingin berontak”

Selanjutnya, beliau meneruskan belajar study islam dan bahasa Arab di Jurusan Kuliah Syariah dan Wisuda pada tahun 2003 dengan judul skripsi “Sejarah masuknya islam di Indonesia dan Pengaruh Walisongo” kemudian S2-nya ditempuh di universitas Malaya Kuala Lumpur, fFakuttas Ushuludin dan Tafsir Al-Qur’an pada tahun 2010 beliau Wisuda dengan judul tesis; Pendekatan Hermeneotik kajian terhaap pemikiran Syahrur ‘ala al kitab wa alquran qiro’ah mu’ashiroh dibawah bimbingan Prof. Dr. Muh. Dzulkifli yoesoef.

Adapun cerita dari beliau ketika sedang berada di Malaysia tentang kedisiplinan “tatkala antri tidak ada yang berani menyerobot karena masyarakat Malaysia malu mempunyai budaya menyerobot”. Beliau berpesan, agar bisa sekolah di luar negeri yang terpenting ialah punya niat dan pengalaman serta mencari informasi tentang jenjang pendidikan luar negeri. Karena beliau sendiri juga sering ketika di aliyah kelas 1 dan 2 meminta informasi tentang pembelajaran di luar negeri itu seperti apa, dan mencari informasi sebanyak mungkin. Jadi Ketika kalian sudah lulus atau mau lulus tidak begitu bingung karena sudah punya niat dan tujuan. Kalau baru mencari informasi, niat, dan tujuan, akibatnya “bingung dulu sebelum memastikan(sambil tertawa) beliau juga menambahkan, kebanyakan dari mereka (teman-teman) ketika mau lulus baru menentukan informasi dan tujuan, hal tersebut yang membuat pilihannya tidak mantep dan kurang matang. Oleh karena itu, ketika kalian mendaftar ke kelas 1 dan 2 sudah mencari informasi nanti mau kemana? Karena kalian sudah lulus pilihannya sudah benar benar mantep dan matang. Bukan setelah baru meneruskan ke mesir serta mengikuti kursus Bahasa Arab dan sebagainya, sebab “mateng gk mateng, mentah gak mentah. Dimasak juga belum matang gak masak tapi gak mentah jadi dimakan gk enak, (sambil tertawa) dan tidak pula berdoa dan ber-ikhtiar sebab kekuatan doa sangatlah dahsyat serta jangan melupakan kedua hal tersebut.

Pada tahun 2011 beliau mulai mengajar di Madrasah Aliyah Al Anwar Sarang, kemudian pada tahun 2012 beliau diangkat menjadi Waka Kesiswaan di saat kepala Madrasah Aliyah Al Anwar masih dipimpin oleh KH. Muhammad Wafi Maimoen, Lc., M., Si. Dan akhirnya pada tahun 2012 – 2013 diadakannya pergantian Kepala Madrasah dan sampai sekarang Gus Zaki masih menjabat, kira kira sekitar 12 tahun kepemimpinannya di MA Al Anwar.

  • KELUARGA

Dalam perjalan hidupnya beliau memperistri Ng. Afro’ (20 Juni 1993) Beliau ada seorang Putri dari Syaikhina KH. Abdullah Ubab Maimoen.

Sejak pernikahannya Gus Zaki telah dikaruniai 2 Putra dan 4 Putri

  1. Ags. Abdul Fatah

Beliau adalah Putra Pertama yang lahir pada tanggal 22 Juni 2011 M. Pendidikanya bermula di MIT Al Anwar Sarang setelah lulus Gus Fattah meneruskan Pendidikannya di Madrasah Ghozaliyah Syafi’iyah, dan Mondok di PP Al Anwar 1 dalam asuhan K.H. Muhammad Najih Maimoen.

  1. Ags. Abbas Mubarok,

Beliau lahir pada tanggal 23 Agustus 2016, dan sekarang masih mengenyam pendidikan di MIT Al Anwar

  1. Ng. Zakiyyatul Maimunah

 Beliau lahir pada tanggal 1 Mei 2017

  1. Ng. Zahira Hubabah Maimunah

Beliau lahir pada tanggal 2 September 2018

  1. Ng. Zahwa Mahmudah Maimunah

Beliau lahir pada tanggal 3 September 2020

  1. Ng. Zuha Umamah Maimoenah
    Beliau lahir pada tanggal 1 September 2021.

Gus Zaki mengungkapkan Sejak Kecil beliau sudah di-didik oleh ayahandanya agar hidup mandiri di Pondok. Ketika pertama kali beliau dipondokan pada umur 12 tahun, beliau diberi uang oleh ayahandanya langsung tanpa dititipkan kepada orang lain “ini uang bulanan kamu, atur sendiri,” pesan ayahandanya.

Jadi sifat kemandirian itu mendidik orang untuk mampu menghadapi segala ujian dan tantangan. Oleh karena itu, sebisa mungkin didik anak sedari kecil hingga menginjak dewasa untuk mandiri dan jangan sampai mendidik mereka dengan Kemanjaan

Sowan Beliau Syaikhina KH. Rojih Ubab Maimoen Tanggal 29 Januari 2025.

TIM MEDIA AL ANWAR 2